Awal Mula


Awal mula, kenapa saya lebih memilih menjadi seorang Tukang Koding atau bahasa kerennya Programmer daripada menjadi seorang Desainer Grafis yang dulu ketika masa SMA, menjadi seorang Desainer Grafis adalah sesuatu yang kelihatan keren adalah ketika saya memulai untuk ngeblog.

Pertama kali mengenal bahasa pemrograman adalah ketika mencoba mengutak-atik template blog yang waktu itu masih memakai platform Blogspot (sekarang masih pakai sih).

Eh ngomong-ngomong ini adalah artikel pertama yang saya tulis sejak desember 2015 (lihat artikel terakhir sebelum ini ditulis tanggal berapa). Jadi, salam untuk teman-teman. Lama tak jumpa yaa #hah

Pertama kali ngeblog yang paling menjadi perhatian saya adalah desain templatenya sendiri. Karena tidak ada yang sesuai dengan keinginan, maka sebab itulah saya mencoba modifikasi sendiri template blog. Mulai dari sinilah awal mula saya mengenal bahasa pemrograman. Tapi hanya sebatas tahu mengubah layout dan warna saja.

Masa Kuliah

Pada masa kuliah pun saya masih belum tahu mau kemana sehabis lulus nanti. Bahkan pada 4 semester awal bahasa pemrograman yang saya kuasai hanya HTML, sedikit CSS, PHP paling dasar, Javascript cuma tahu tapi belum pernah coba praktek langsung (kalaupun praktek pasti banyak errornya).

Masuk ke 4 semester akhir keputusan pun diambil.

Memutuskan bahwa saya akan menjadi lebih baik dari orang-orang yang menginspirasi ketika itu. Ada berapa orang? bisa dibilang tak lebih dari 5 orang. 1 orang di kelas yang sama pada semester 1 kuliah, 3 orang di lain kelas, dan 1 orang adalah dosen saya sendiri.

Mereka berlima lah yang menginspirasi saya untuk menjadi lebih baik lagi dalam dunia pemrograman.

Belajar, belajar dan belajar tentang pemrograman. Jujur saja saya lebih banyak malesnya ketika belajar pemrograman. Yah, belajar pemrograman secara otodidak memang sudah pasti lebih banyak malesnya.

Penyesalan datang terlambat

Ternyata penyesalan memang datangnya terlambat, sial. Inilah yang saya sesali kenapa tak sungguh-sungguh belajar pemrograman dari awal-awal kuliah.

Ini saya rasakan ketika mulai mengerjakan Tugas Akhir/Skripsi. Ilmu pemrograman yang seadanya membuat saya hampir frustasi bagaimana memulai untuk mengerjakan skripsi ini.

Sialnya saya mengambil skripsi yg temanya tidak saya kuasai sama sekali. Inilah yg saya namakan “sok jago” (dan jangan ditiru). Pada akhirnya skripsi saya selesai tepat waktu dengan hanya mengandalkan yang namanya “The power of kepepet” kata kebanyakan orang.

Intinya adalah jika sudah memiliki target yang ingin dicapai,  segeralah untuk memulainya. 

First do it, then do it right, then do it better

 

Leave a comment